Senin, 04 Mei 2015

Pengaruh Sistem Rangkap Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa STMIK SZ NW & Ma’had DQH NW Anjani


Asalamu’alaikum pengunjung..!!!
Brembe kabar...???
Sehat epe key...??? heheeeee

Pada pembahasan di blog saya kali ini, saya akan mencoba mengangkat judul yang berkaitan dengan pendidikan di perguruan tinggi. Lokasi yang saya usungpun tidak jauh dari sekitar, yuppsszzzz !! di sekitaran PONTREN SZ NW ANJANI pastinya...!!!
Untuk pembahasan kali ini, saya akan mengangkat judul  “pengaruh sistem rangkap terhadap prestasi belajar mahasiswa STMIK SZ NW & Ma’had DQH NW Anjani”.
Hmmmmm.... penasaran sama pembahasan kali ini..???
Pangkringin trus blog ini. Hanya di BLOG MUFIE..!!! Hahaaaa kayak presenter acara di TV ajhe gwe.

Ea dech... langsung saja kita kupas pembahasan kita kali ini.
Bicara tentang belajar... kamu pasti sudah akrab banget sama kata yang menjadi tema pembahasn kali ini. belajar bukan hanya dilakukan di dalam ruangan atau di gedung sekolah saja, tapi juga dilakukan diluar sekolah, belajar bisa dilakaukan dengan tiga jalur pendidikan, yang petama secara FORMAL, NON FORMAL dan INFORMAL. Di PONTREN SZ NW Anjani, terdapat banyak sekali lembaga pendidikan, mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi. Perguruan tingginya pun gak main-main bro... ada 4 perguruan tinggi...!!! gila, mana ada coba’ PONTREN yang sanggup bikin tempat kuliah sebanyak itu dlm kawasan yg terbilang gak terlalu luas. Heheeeee
Tapi saya akan memfokuskan dua buah perguruan tingi pada pembahasan kali ini, yaitu STMIK SZ NW dan MA’HAD DARUL QUR’AN WAL HADITS tercinta...!!!
Bagi kalian mahasiswa STMIK SZ NW  & MA’HAD DQH, siep-siep yaaaaaaa bakal gue jadiin bahan penelitian dalam tulisan. Heheeeee oleh karena itu,,, don’t you MARAH-MARAH...!!!

Sistem RANGKAP, tentu bagi kalian yang menuntut ilmu di PONTREN SZ NW sudah tidak asing lagi dengan kata tersebut, yuppszzz, sistem rangkap merupakan sistem dimana mhasiswa yang akan atau sedang menjalankan study di bangku perkuliahan, tepatnya di kampus STMIK SZ NW, melakukan double study dengan langsung masuk ke perguruan tinggi termulia yaitu MA’HAD DQH NW baik secara bersaman atau terlebih dahulu mendahulukan Ma’had satu tahun atau lebih. Tentu banyak sekali mahasiswa yang melakoni hal tersebut.
Ma’had merupakan perguruan tinggi yang berbasis agama tok. Di dalam proses belajar mengajarnya tidak pernah lepas dari Kitab-Kitab tebal yang tak berbaris, alias kitab gundul kata orang tua dulu. Di MDQH, begitu singkatan nama yang dimiliki perguruan tinggi ini, dalam kesehariaannya mengkaji secara mendalam Kitab-Kitab besar para ‘ulama. Proses pendidikannya pun tidak jauh beda dengan prguruan tinggi pada umumnya, mahasiswa MDQH juga harus menempuh waktu selama empat tahun untuk menyelesaikan study mereka, kecuali bagi putri yang hanya menempuh waktu selama tiga tahun saja. Lebih ringan dari pada yang putra.

Sekarang, apa sih pengaruh sistem RANGKAP tersebut bagi kalian yang menjalaninya,,,???

Sistem RANGKAP, seperti yang udah ane kasi tau tadi... merupakan sistem double study yang dimana mahasiswa yang sedang atau akan menjalani perkuliahan di STMIK SZ NW, langsung menjalani studinya di MDQH. Sistem ini ternyata mempengaruhi prestasi mahasiswa, iszh iszh iiiiiszhhhh, macem mane pule nak berlaku ni...??? belajar pun punye resiko...??? heheeeee

Tahukah kalian apa saja resiko yang akan dihadapi tersebut??? Lantas, bagaimana cara menghadapi agar resiko trsebut dapat teratasi, minimal di netralisir??? Kayak penyakit donk dinetralisir.
Resiko-resiko tersebut diantaranya ialah, kurang fokusnya terhadap pelajaran-palaran atau mata kuliah yang sedang ditempuh, baik palajaran yang bisa dibilang sangat ditakuti di MDQH, yaitu belajar kalimat-kalimat arab yang tidak berbaris, maupun dengan mata kuliah yang lumayan padat di kampus. Tentunya, fokus merupakan faktor yang sangat besar dalam menentukan keberhasilah dalam belajar. Tentu banyak sekali yang sudah mengalami hal tersebut, yang membuat para mehasiswa kebanyakan harus menunda di tengah jalan salah satu di antara keduanya. Tidak sedikit yang memilih lebih fokus untuk ma’had setelah dua satu atau dua tahun duduk di bangku kuliah. Bahkan harus memutuskan untuk selamanya demi mengejar ijazah termulia MDQH. Namun ada juga yang melakukan sebaliknya, ada yang lebih memilih fokus di bangku perkuliahan ketimbang melanjutkan study agama di MDQH yang banyak dipaforitkan oleh kebanyakan orang, bahkan menjadi anak emas diantara beberapa lembaga yang ada di PONTREN SZ NW, di dalam lembaga NW umumnya. Ketidak fokusan tersebut terjadi karena adanya jadwal yang berlangsung secara bersamaan antara jadwal perkuliahan dengan hari efektif di ma’had, karena ma’had mempunyai hari efektif dari hari sabtu sampai hari kamis, dengan jam belajar dimulai sejak pukul 07.00 wita sampai dengan pukul 13.00 wita. sedangkan di kampus STMIK mempunyai hari efektif dari hari senin sampai dengan hari sabtu, dengan jam belajar dimulai dari pukul 14.00 wita sampai dengan pukul 18.00 wita, namun terkadang dosen di kampus STMIK juga melakukan jam belajar pada hari minggi pagi, yang membuat para mahasiswa MDQH harus meninggalkan pelajaran mereka demi mengejar nilai dari dosen mata kuliahnya. Sedangkan pelajaran di ma’had harus ditinggalkan karena merasa bahwa di ma’had tidak membutuhkan absensi atau daftar hadir seperti yang dilakukan di kampus. Sehingga mahasiswa cenderung lebih merasa ringan untuk meninggalkan pelajaran di ma’had.
Selain karena jadwal yang bertabrakan, faktor lain yang membuat mahasiswa tidak fokus ialah, banyaknya tugas dari kampus yang dihadapi oleh mahasiswa, mengerjakan tugas memang harus, namun tidak harus dengan meninggalkan jam pelajaran di ma’had...!!!

Ane juga kena ama pembahasan sendiri, adoehhhhh, ya allah ampunilah hamba-MU ini.

Ada juga alasan lain yang mengakibatkan ketidak fokusan tersebut, yaitu, karena tuntutan orang tua yang bertolak belakang dengan keinginan dari hati nurani mahasiswa. Ada yang dituntut untuk kuliah, namun hati menginginkan untuk ma’had saja karena merasa tidak mampu menjalani keduanya secara bersamaan, ada juga yang diwajibkan ma’had saja, sementara otak tidak respon terhadap kitab-kitab. Akhirnya, mau tidak mau harus menjalani keduanya, yang akhirnya memaksa otak bekerja dan berfikir ekstra kuat demi tuntutan dari orang tua.

lantas bagaimana cara menghadapi ketidak fokusan tersebut...??? 

ane kasi tau beberapa tips yang ane dapatkan dari pengalaman sendiri & temen mahasiswa lainnya.
1.      Pilihlah untuk masuk ma’had terlebih dahulu, minimal selama satu tahun, apa bila sahabat juga ingin masuk ke bangku perkuliahan. Karena ilmu agama akan menjadi bekal dan pemandu bagi kalian apabila telah masuk ke perguruan tinggi nanti. Ilmu agama sangat dibutuhkan untuk mendampingi selama hidup.
2.      Dengan memilih mendahulukan ma’had, itu berarti kalian memperkuat ilmu agama yang akan melindungi diri dari hal-hal negatif yang ada di lingkungan sekitar.
3.      Apabila ada desakan dari orang tua untuk melakukan sistem rangkap, namun otak tidak mendukung untuk berfikir, maka ane sarankan agar kalian menjelaskan alasan kalian untuk tidak melakukan sistem ini. Dengan berbekal kejujuran dan kelembutan serta keikhlasan, orang tua pasti akan mendukung tindkan kalian.
4.      Apabila sistem rangkap ini terpaksa alian jalankan, karena ada sebab dan fakor lain, maka ane Cuma bisa nyaranin untuk tetap ikhlas dan tawakkal menjalani semuanya. Lakukan mana yang bisa kalian lakukan. Jangan paksa otak untuk berfikir lebih dari batas kemampuan.

Heheeeee... marak idap khe jari ustadz ngonek-ngonek. 
semoga bermanfaat bagi saya pribadi dan tmen-tmen smua... aamiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar