Minggu, 10 Mei 2015

PENILAIAN TERHADAP SISWA PINTAR DI KELAS VS SISWA AKTIF dan BERBAKAT

 Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik”.

Di setiap lembaga pendidikan atau sekolah maupun madrasah, guru merupakan satu-satunya yang berhak memberikan penilaian terhadap kemampuan dan bakat siswa. Penilaian tersebut diberikan berdasarkan beberapa kriteria penilaian, diantaranya, menilai tingkat pemahaman siswa terhadap materi ajar, tingkat kerajinan, sikap dan prilaku siswa sehari-hari di lingkungan sekolah, keaktifan berorganisasi. Namun kebanyakan dari penilaian tersebut seolah tak terpakai karena nilai siswa hanya di patok berdasarkan nilai ujian mereka, baik ujian tengah semester, ujian semester, maupun ujian akhir semester. Pengetahuan siswa diukur melalaui segelintir soal yang diberikan dalam selembar kertas ujian, sehingga tak banyak siswa yang meraih angka kelulusan. Hal inilah yang menjadi persoalan bagi kebanyakan siswa. Banyak guru yang menganggap bahwa hanya siswa yang terlihat pintar di kelas yang berhak mendapat nilai yang baik. 
     
Lantas bagaimana dengan mereka yang juga sangat aktif menjalankan proses pendidikan di luar jam sekolah??? bahkan mampu mengajrkan kepada yang lain hal-hal yang lebih sulit. Apakah mereka yang memiliki bakat diluar pelajaran sekolah tidak termasuk ke dalam penilaian bagi guru di sekolah???


 Ekstrakurukuler merupakan sebuah tahap pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah. Banyak jenis kegiatan ekstra kurikuler yang sudah dikembangkan di masing-masing lembaga pendidikan. Dari kegiatan inilah siswa akan mendapatkan pengembangan pengetahuan yang lebih maupun pengalaman yang dapat menunjang prestasi siswa setelah lulus dari sekolah. Kegiatan ekstra kurikuler juga dapat menentukan bakat apa yang dimiliki oleh masing-masing siswa, sehingga untuk kedepannya mereka dapat menentukan pilihan dalam menentukan masa depan. Maka dari itu, guru seharusnya memberikan nilai plus bagi siswa yang aktif dalam kegiatan-kegiatan akstra, karena memahami dan menguasai banyak materi saja tidak menjamin siswa akan berhasil setelah menjalankan aktifitas di lingkungan umum. Banyak siswa yang merasa bingung alias minder untuk berbuat sesuatu karena pengalaman mereka kurang meski banyak materi pelajaran yang mereka kuasai. Justru mereka yang aktif dalam kegiatan ekstra lah yang mudah melakukan suatu tindakan dan banyak dipercaya oleh umun. Hal inilah yang seharusnya menjadi pertimbangan bagi para pemberi nilai. 

Heheeee marak juri kontes dangdut bae... 

 Pernahkah anda membaca kisah seorang mahasiswa yang dikeluarkan karena jarang mengikuti perkuliahan namun sampai saat ini penemuannya menjadi salah satu yang terbesar?? Namanya pun terpampang di sejumlah produk otomotif ternama, Adalah Soichiro Honda, lahir di desa Komyo, Shizuoka, Jepang pada 17 November 1906 dari pasangan Gihei Honda, seorang tukang besi, dan istrinya Mika. Soichiro Honda lahir sebagai anak sulung dari sembilan saudara. Tinggal di keluarga sederhana yang tidak memiliki kisah sukses, bertempat tinggal di daerah terpencil yang minim sarana dan obat-obatan membuat kehidupannya tidak mudah. Tapi ia memiliki mimpi yang sangat tinggi. 

Di masa sekolahnya, Honda tidak memiliki kisah sukses dalam bidang akademik. Nilai-nilai ulangannya jelek. Ia juga sering membolos. Namun sebenarnya ia memiliki bakat di kelas sains yang mempelajari tentang mesin. Dengan mudah, ia dapat menangkap penjelasan gurunya. 
 Ketika berusia 8 tahun, Honda nekat bersepeda sejauh 10 mil hanya untuk melihat pesawat terbang. Dan ia begitu senang ketika melihat ada mobil yang melintas di desanya. Pada usia 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda dengan model rem kaki. Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Tokyo untuk mencari kerja. Ia diterima di Hart Sokay Company, pada awalnya hanya bekerja sebagai cleaning service merangkap pengasuh bayi bos nya. Hingga akhirnya sang pemilik menemukan bakat Honda dalam bidang mesin. 

Tidak jarang Honda mengkritik rektornya karena dianggap terlalu bertele-tele, menitik beratkan teori daripada praktek. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah. Dalam keadaan terdesak, Honda tidak kehabisan ide cemerlang. Idenya memasang mesin pada sepeda dengan memanfaatkan mesin-mesin bekas perang, yang menjadi cikal bakal sepeda motor zaman sekarang. 

Ciptaanya ini mendapatkan respon yang baik dari masyarakat sekitar. 24 September 1948, berdirilah Honda Motor Company dengan produk pertamanya yang dinamakan “Dream” dengan slogan perusahaan Honda yaitu “The Power Of Dream” . Awal dari kisah sukses nya. 

Kisah tersebut juga tidak jauh beda dengan kisah yang dimilki oleh sejumlah pelajar atau mahasiswa di sekitar kita, mereka berhasil walaupun nilai akademik mereka jauh di bawah rata-rata. Bahkan ilmu yang mereka miliki dan ajarkan keada orang lain tidak dimiliki orang lain, sampai kepada penawaran kontrak kerjasama pun mereka dapatkan berkat bakat-bakat trampil mereka yang didapatkan diluar kelas. Ilmu yang mereka milikipun dikategorikan sebagai ilmu yang harus atau diajarkan di setiap lembaga pendidikan. 

 Oleh karena itu... jangan sampai melihat orang hanya dari nilai di kelas saja, tapi juga lihatlah ilmu yang lebih besar yang mereka milikinya setelah berada di lingkungan umum. 

Ye wah juluk aneh, ndak pade lupak berajah adek sak pinter, ndak sak marak aku ndek tao jawab soal pas semester. Heheeeeeee. Dadah batur...!!! 

Wallahul muwaafiqu wal haadi ila sabiilirrasyaad...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar